Kamis, 26 April 2012

Kenaikan harga BBM menurut padangan saya

Posted by Unknown on Kamis, April 26, 2012 in | No comments

RENCANA KENAIKAN HARGA BBM
Harga BBM alias Bahan Bakar Minyak atau BlackBerry Mesengger (bercanda deng!) rencananya oleh pemerintah akan dinaikan dengan mencabut subsidi BBM khususnya premium karena pemerintah sudah tidak sanggup memberikan subsidi untuk BBM. Hal itu dikarenakan harga minyak dunia yang terus melonjak. Baru rencananya saja sudah banyak yang menentang, kalau kita
lihat ditelevisi begitu banyak aksi demo menolak kenaikan harga BBM diseluruh penjuru tanah air sampai-sampai disalah satu daerah di Indonesia( lupa didaerah mana) restoran Fastfood pun ada yang dimasuki oleh pendemo (kemungkinan pendemonya LAPER saat orasi) . Rencana menaikannya saja sudah seperti itu bagaimana kalau harga BBM benar-benar dinaikan. INNALILLAHI!!!!!!

Kenaikan harga BBM, menurut saya jangan terlampau ditanggapi negative, karena pada dasarnya memang sudah seharusnya pemerintah mengalihkan subsidi BBM  ke Pendidikan, Pembangunan Infrastruktur, dan Transportasi massal (kayak di Jepang). Menurut saya ada beberapa alasan BBM harus dinaikan, diantaranya:

ü  BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, persediaan minyak bumi dari tahun ke tahun semakin menipis karena seperti kita ketahui Minyak bumi berasal dari fosil-fosil purba yang terpendam jutaan tahun yang lalu, nah terus kalau habis?? (bahan bakunya dapet dari manaaa???berharap ada dinosaurus yang tersisa? *KONYOL*)
ü  Negara Indonesia sudah keluar dari OPEC, sehingga negara kita bukan lagi peng-ekspor minyak
ü  Produksi minyak dalam negeri terus menurun. Saat ini negara kita hanya mempunyai tujuh kilang minyak yaitu: Pangkalan Brandan,Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Kasim dan Balongan. Total kapasitas produksi BBM-nya kurang dari 25 juta kiloliter/tahun sedangkan kebutuhan BBM kita saat ini sekitar 50 juta kiloliter/tahun, sehingga pertamina terpaksa meng-impor BBM. Jadi yang tidak menyetujui kenaikan harga BBM, menurut saya, pada dasarnya sama saja dengan menganjurkan IMPOR BBM SEBANYAK-BANYAKNYA.  
ü  Pertambahan kendaraan tidak bisa dicegah, Wahaiiiii!!! PARA KOLEKTOR MOTOR,MOBIL, TOLONG STOOOPP !!!, Nah ini nih, gue paling sebel sama orang-orang yang seneng mengkoleksi motor dan mobil (sepeda?? Itu lebih baik), ada satu keluarga dengan tiga sampai empat motor, PENGEN DISEBUT ORANG KAYA???mana ketiga-tiganya dipakai semua lagi. Di negeri singa (Singapore) untuk tahun 2020 melarang warganya untuk membeli kendaraan pribadi, sedangkan di Jakarta??? (no comment)
ü  BBM hanya dinikmati oleh orang-orang mampu. Sekarang sodara-sodara pikir, apakah orang miskin menikmati subsidi BBM?? Apakah orang miskin punya MOTOR ATAU MOBIL?? Coba bayangkan jika subsidi BBM di alihkan ke pendidikan,mungkin kita akan jarang melihat anak-anak kurang mampu yang putus sekolah. Coba bayangkan jika subsidi BBM di alihkan ke pembangunan Infrastruktur, mungkin harga-harga sayuran atau pun kebutuhan pokok harganya akan lebih terjangkau (INGAT: Harga kebutuhan naik diakibatkan ongkos angkut yang mahal, mengapa itu bisa terjadi? Kemacetan, buruknya sarana transportasi, akses jalan ke daerah terpencil yang kurang memadai), Coba bayangkan jika negara kita mempunyai alat transportasi massal, mungkin kita tidak akan melihat kemacetan dan berbagai lapisan masyarakat dapat menikmati alat transportasi yang murah dan nyaman tanpa memandang si kaya dan si Miskin.

Menurut saya, kenaikan harga BBM seharusnya ditanggapi dengan positif dan menjadi penggerak anak muda bangsa Indonesia untuk lebih KREATIF DAN INOVATIF untuk mencari jalan keluar dari permasalahan BBM ini, Menteri BUMN saat ini Dahlan Iskan (ehmmm, ini salah satu menteri idola saya *NGEFANS DEH*), pemerintah sedang berencana membuat mobil listrik nasional dan sekarang sedang dikembangkan oleh para anak-anak bangsa yang bersekolah diluar negeri. * KASIH APLAUSE*

NAH, MASIH MENENTANG KENAIKAN HARGA BBM???  
SEMANGAT ANAK MUDA INDONESIA!!!!!
MERAH ITU DARAH, PELANGI ITU MEJIKUHIBINIU (ga nyambung!!)

0 komentar:

Posting Komentar